Meta Platform sedang berdiskusi dengan sejumlah perusahaan infrastruktur kripto untuk mengintegrasikan stablecoin sebagai metode pembayaran lintas negara.
Langkah ini menandakan perubahan strategis bagi perusahaan teknologi tersebut, tiga tahun setelah menangguhkan proyek Diem (sebelumnya Libra) yang kontroversial di tengah penolakan regulasi.
Menurut laporan Fortune, ada lima sumber yang menyatakan perusahaan tersebut telah merekrut Ginger Baker sebagai wakil presiden dalam urusan produk.
Dia merupakan sosok dengan latar belakang yang kuat pada bidang kripto, dan keahliannya berguna dalam menavigasi diskusi mengenai integrasi stablecoin seperti USDC (yang diterbitkan Circle) dan USDT (oleh Tether) ke dalam sistem pembayarannya.
Meta berencana menggunakan stablecoin sebagai alat pembayaran konten kreator Instagram berbagai negara. Stablecoin sendiri merupakan token digital yang harganya tidak naik dan turun.
Saat ini, Meta belum menentukan arah kebijakan yang pasti. Diskusi tersebut masih dalam tahap awal, tetapi mereka berfokus pada fitur utama yang ditawarkan oleh stablecoin.
Langkah Meta ini menanggapi masalah nyata di lapangan. Para konten kreator, terutama di negara berkembang, kerap kali mengalami kendala saat menerima pembayaran lintas negara.
Stablecoin berpotensi menjadi solusi dalam berbagai masalah seperti biaya transfer tinggi, proses lambat, dan tidak meratanya inklusi sistem keuangan tradisional.
Upaya terbaru perusahaan tersebut berfokus pada penyediaan pembayaran global berbiaya rendah dan real-time bagi kreator konten di platformnya, termasuk Instagram.
Inisiatif ini relevan karena Meta terus mengembangkan perangkat ekonomi kreatornya dan bertujuan memosisikan diri sebagai pusat perdagangan digital global.
Alih-alih membangun stablecoin sendiri, seperti Diem, kini mereka mencoba menjembatani kebutuhan pengguna dengan teknologi yang sudah ada.
“Tentu lebih menyenangkan jika Anda mengikuti tren lebih awal daripada jika Anda mengikuti tren lebih lambat. Ada banyak hal yang ikuti terlambat, dan harus berjuang keras untuk kembali ke permainan, yang menurut saya kami juga cukup ahli dalam hal itu,” ujar CEO Meta, Mark Zuckerberg, dilansir dari Fortune, Jumat